Selasa, 02 Maret 2010

Laporan Kegiatan Pemuda PBK UT

LAPORAN KEGIATAN
PEMBINAAN KEPEMUDAAN KARANG TARUNA
“ SUPIT MINANGKORO ”
DI DESA WIRADESA KECAMATAN WIRADESA
KABUPATEN PEKALONGAN

Disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan

Tutor : Zaenuddin Yoewana, S.E.,M.M.



Disusun Oleh :

Nama : Moh. Taofik Ismail
NIM : 815296616
Kelas : P
Pokjar : Bojong



PROGRAM S1 PGSD GURU KELAS SWADANA
POKJAR BOJONG KAB. PEKALONGAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-UT SEMARANG
2008.2
LEMBAR PENGESAHAN



Judul : Program Kegiatan Pelatihan Penyablonan (Sablon)


Disusun Oleh :

Nama : Moh. Taofik Ismail
NIM : 815296616
Kelas : P
Pokjar : Bojong Kab. Pekalongan
UPBJJ-UT: Semarang


Laporan ini telah diterima dan disahkan oleh tutor mata kuliah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan pada :

Hari : ………………………………
Tanggal : ………………………………

Sebagai persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan Program S1 PGSD Guru Kelas Swadana Pokjar Bojong Kabupaten Pekalongan UPBJJ-UT Semarang Tahun 2008.2


Wiradesa, Nopember 2008

Mengetahui
Kepala UPBJJ-UT Semarang
Tutor PBK




Prof. Dr. Y.L. Sukestiyarno, M.S.
NIP 132404322



Zaeuddin Yoewana, S.E.,M.M.
NIP 070008615

ii
PRAKATA


Dengan ucapan Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan karunia-Nya berkenan melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kami mampu menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Program Kepemudaan dengan tepat waktu.
Potensi yang dimiliki pemuda sangat diperlukan dan merupakan salah satu modal dasar pembangunan yang mutlak diperlukan sehingga perlu ditumbuhkembangkan agar mereka dapat berperan secara aktif dalam mengisi pembangunan melalui peningkatan kemampuan dan kemanfaatan mereka sendiri sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
Jiwa kewiraswastaan dan kewirausahaan sangat perlu dimiliki oleh para pemuda dengan harapan agar mereka dapat mengembangkan segala kreatifitasnya guna meningkatkan kecakapan hidup dalam segala aspek kehidupan.
Kami menyadari masih banyak kekurangan di dalam pembuatan laporan ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami perlukan dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah berkenan membantu dalam Pelaksanaan Program Pelatihan ini sampai akhir laporan dan kami mohon maaf atas segala kekurangan baik pada pelaksanaan program maupun laporan yang kami sajikan.



Wiradesa, Nopember 2008

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………..
PRAKATA …………………………………………………………………...
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….... i
ii
iii
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………….
B. Tujuan ……………………………………………………….
1
3
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ……………………………..
B. Materi Kegiatan ………………………………………………
C. Strategi dan Deskripsi Jalannya Kegiatan ……………………
4
6
6
BAB III TEMUAN DAN HASIL
A. Temuan dan Hasil Evaluasi Proses ………………………….
B. Temuan dan Hasil Evaluasi Produk …………………………
C. Pembahasan ………………………………………………….
8
8
8
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………….
B. Saran …………………………………………………………
C. Tindak Lanjut ………………………………………………..
D. Lampiran …………………………………………………….
22
22
22
24

iv
BAB I
PENDAHULUAN



A. Latar Belakang
Krisis moral (nilai) yang melanda bangsa Indonesia saat ini khususnya generasi muda membuat kekhawatiran tersendiri bai orang tua dan masyarakat. Arus aliran pola kehidupan budaya barat yang sulit dibendung melalui media massa dan elektronika menjadi pemicu munculnya perilaku negatif anak mua. Pola pergaulan bebas, miras dan narkoba menjadi tren pergaulan anak muda sekarang. Fakta di atas membuktikan bahwa peran dan partisipasi generasi muda dalam pembangunan sangatlah rendah. Padahal modal utama keberhasilan pembangunan adalah generasi muda itu sendiri.
Selama ini masyarakat awam beranggapan bahwa pendidikan moral (nilai) bagi generasi muda sudah cukup didapat dari sekolah formal, padahal kenyataannya pendidikan moral (nilai) yang mereka peroleh di sekolah sangatlah minim. Hal ini dikarenakan materi di sekolah formal lebih banyak memberikan pengetahuan yang bersifat umum daripada pengetahuan yang bersifat moral (nilai).
Oleh karena itu agar para generasi muda tidak terlanjur terjerumus dalam perilaku negatif, diperlukan suatu waah alam masyarakat untuk menampung segala macam pemikiran para generasi muda sehingga dapat berkembang de perilaku yang positif. Selain itu perlu adanya suatu upaya untuk meningkatkan peran para generasi muda dalam pembangunan dengan berbagai kebijakan.
Sejalan dengan diberlakukan UU No.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, telah terjai perubahan yang semula berasas sentralisasi menjadi desentralisasi dengan aanya perubahan yang dimaksud. Mestinya akan membawa dampak yang sangat besar bagi kita karena termasuk tingkat keikutsertaan para pemuda di dalam segala aspek kehiupan yang dijalaninya.

Direktorat kepemudaan menyimpulkan life skills dalam 3 kelompok yaitu :
1. Kecakapan Personal
Artinya : pemuda harus mampu berfikir rasional yang ditunjukkan dengan aanya sikap mampu menggali dan menemukan informasi, mengolah informasi, mengambil keputusan dan mampu memecahkan masalah secara kreatif.
2. Kecakapan Sosial
Artinya : pemuda harus mampu berkomunikasi, menjalin kerja sama dan menjaga keharmonisan terhadap relasi/hubungan yang dimiliki.
3. Kecakapan Focational
Artinya : pemuda harus mampu menumbuhkembangkan sifat-sifat kejujuran dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki semangat untuk bekerja keras.

Untuk membantu para pemuda agar terus meningkatkan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya maka diperlukan konsep yang tepat dalam lembaga kepemudaan agar termotivasi untuk maju.
Apabila lembaga kepemudaan tersebut dapat dikelola dan dikembangkan secara aktif dan kreatif, tentunya dapat menghasilkan sesuatu yang dapat bermanfaat bagi kemandirian menuju sumber daya manusia yang potensial bagi kemajuan dirinya sehingga pada akhirnya untuk kemajuan daerahnya.
Program-program yang dapat diciptakan guna meningkatkan partisipasi pemuda, dapat berupa ketrampilan, kewirausahaan, kepeloporan dan kepemimpinan. Melalui program-program yang dimaksud akhirnya penulis menyadari tidak mampu secara menyeluruh dapat mengembangkan program-program yang ada.
Seiring kemajuan jaman yang semakin pesat dan perkembangan alat-alat elektronik dan otomotif yang semakin moderen maka diperlukan tenaga-tenaga yang trampil dan cekatan serta ulet sehingga peluang yang ada secara terprogram penulis mengadakan pelatihan penyablonan tingkat dasar guna menyiapkan tenaga yang portensial dan mandiri khususnya dibidang jasa pelayanan (customer service) setelah melihat minat dan potensi para pemuda di lingkungan masyarakat di Desa Wiradesa Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan.


B. Tujuan
1. Umum
a. Meningkatkan sumber daya manusia yang mempunyai life skill.
b. Melatih pemuda agar menggali potensi dirinya sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.
c. Membangkitkan sikap partisipasi dalam pembangunan di lingkungannya.
d. Memotivasi pemuda agar suka bekerja keras dalam menghadapi tantangan jaman yang penuh dengan persaingan menuju globalisasi.

2. Khusus
a. Memiliki ketrampilan dasar dibidang penyablonan.
b. Mempersiapkan diri memperoleh pengetahuan yang lebih luas tentang penyablonan (sablon).
c. Meningkatkan kreatifitas olah pikir dalam bidang penyablonan (sablon).
d. Mengurangi tingkat pengangguran di lingkungan sekitar.


















BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM



A. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN PROGRAM
a. Tempat kegiatan pelatihan sablon (penyablonan) dilaksanakan di Desa Wradesa Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan.
b. Waktu pelaksanaan program pelatihan :

NO WAKTU MATERI PROGRAM KETERANGAN
1 Minggu, 03-08-2008 Penjelasan Penyablonan 80 %
2 Minggu, 10-08-2008 Alat dan Perlengakapan sablon 75 %
3 Minggu, 24-08-2008 Alat dan Perlengakapan sablon 50 %
4 Minggu, 07-09-2008 Kain Screen 75 %
5 Minggu, 14-09-2008 Kain Screen 50 %
6 Minggu, 21-09-2008 Kain Screen 90 %
7 Minggu, 28-09-2008 Proses Pembuatan Afdruk 80 %
8 Minggu, 12-10-2008 Proses Pembuatan Afdruk 50 %
9 Minggu, 19-10-2008 Tehnik Menyablon 75 %
10 Minggu, 26-10-2008 Tehnik Menyablon 100 %










DAFTAR HADIR KEGIATAN PELATIHAN PENYABLONAN
KARANG TARUNA “ SUPIT MINANGKORO “
DESA WIRADESA KECAMATAN WIRADESA
KABUPATEN PEKALONGAN
TAHUN 2008

NO NAMA PERTEMUAN KET
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 KRISTIAN
2 MIFTAHUDIN
3 ALIMIN
4 DINARSO
5 HISHOM
6 YASIR
7 SAIFULLAH
8 MUGIRI

Wiradesa, November 2008

Mengetahui
Kepala Desa Wiradesa
Instruktur / Mahasiswa



H. Supono


Moh. Taofik Ismail
NIM 815296616
Mengetahui
Tutor Pembimbing PBK




Zaeuddin Yoewana, S.E.,M.M.
NIP 070008615

B. MATERI KEGIATAN
Untuk materi kegiatan pelatihan penyablonan ini meliputi :
1. Penjelasan tentang materi sablon secara umum
2. Alat-alat dan perlengkapan sablon, meliputi :
a. meja kerja sablon
b. Landasan sablon (bantalan pengalas)
c. Catok
d. Rakel
e. Kaca penekan
3. Kain screen sablon
4. Proses Pembuatan afdruk sablon meliputi :
a. Obat afdruk sablon
b. Obat penghapus afdruk bila afdruk salah
c. Tinta sablon
5. Tehnik menyablon (sabon) khususnya sablon kertas

Materi di atas merupakan materi yang harus dikuasai oleh peserta pelatihan sehingga setelah selesai pelatihan peserta dapat mempraktekkannya di lingkungan masyarakat sesuai dengan minat, bakat serta potensi yang dimilkinya.


C. STRATEGI DAN DISKRIPSI JALANNYA KEGIATAN
1. Strategi Kegiatan
a. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan minat pemuda dilingkungan sekitar.
b. Waktu pelaksanaan kegiatan dimusyawarahkan bersama dengan peserta pelatihan selama 12 minggu.
c. Nara sumber diambilkan dari ahli yang sudah berpengalaman dibidang sablon.
d. Waktu pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan situasidan kondisi daerah setempat (pelaksanaan setiap hari minggu)


2. Jalannya Kegiatan
a. Pembimbing merekrut para generasi muda yang berminat mengikuti pelatihan penyablonan (sablon kertas).
b. Pembimbing mengisi data calon peserta pelatihan.
c. Membuat rencana pelatihan penyablonan.
d. Menentukan tempat pelatihan.
e. Membuat jadwal dan materi pelatihan penyablonan.
f. Mempersiapkan sarana dan prasarana pelatihan.
g. Membimbing damn memberi pengarahan pada saat pelatihan.
h. Mengevaluasi keberhasilan pelatihan.





























7
BAB III
TEMUAN DAN HASIL



A. TEMUAN DAN HASIL EVALUASI PROSES
Dari proses pelaksanaan kegiatan terdapat temuan-temuan sebagai berikut :
1. Peralatan sebagai alat untuk pelatihan sebagian kondisinya rusak sehingga tidak dapat digunakan secara optimal.
2. Dana yang tersedia kurang mencukupi sehingga proses pelaksanaan kegiatan kadang-kadang terhambat.

B. TEMUAN DAN HASIL EVALUASI PRODUK
1. Dari delapan orang yang mengikuti program pelatihan dalam bidang penyablonan (sablon) hasilnya memuaskan, dua orang perlu penyempurnaan dengan latihan yang lebih optimal.
2. Hasil pelaksanaan kegiatan secara umum sudah berhasil dengan baik, dilihat dari kualitas yang didemonstrasikan (uji kompetensi).

C. PEMBAHASAN
3. Pertemuan I
 PENJELASAN PENGERTIAN SABLON (PENYABLONAN)
Sablon atau penyablonan merupakan suatu kegiatan cetak-mencetak tanpa memerlukan atau menggunakan mesin., namun hanya dengan tenaga manusia semata . Sablon dapat diartikan cetak saring, karena sablon adalah proses mencetak dengan menggunakan kain saring khusus (yang disebut screen). Melalui kain saring atau screen tersebut tinta sablon akan disaringkan atau disablonkan melalui pori-porinya untuk membentuk desain atau gambar yang diinginkan atau dikehendaki.
Daya penggunaan sablon sangatlah luas, atau boleh disebutkan hamper tidak terbatas jumlahnya, mengingat usaha sablon ini dapat dilakukan oleh perorangan dari usaha-usaha berskala kecil di rumah-rumah (Home Industri) sampai kepada pabrik-pabrik yang besar.
Berbagai jenis barang yang sulit disebutakan secara pasti jumlah maupun jenisnya’ dapat dikerjakan melalaui usaha sablon ini. Dari mulai kartu undangan, kartu nama, kartu ucapan selamat hari raya, sticker, seragam t-shirt (kaos) regu olah raga , poster untuk keperluan sekolah, hingga peralatan rumah tangga semisal sarung bantal dan guling, gorden, sapu tangan, taplak meja, dan aneka jenis barang yang sangat banyak lagi untuk disebutkan satu-persatu.
Kesemuanya barang bernilai seni tersebut dapat dikerjakan atau dihasilkan melalui proses penyablonan. Dan kelebihan sablon yang lainnya dibandingkan alat-alat percetakan yang lain, adalah dengan adanya peralatan yang sederhana dan relative murah harganya, sesuatu barang yang unik atau menarik desainnya telah dapat diproduksi melalui proses cetak saring ini.
Dengan demikian dapat dikatakan, melalui proses atau usaha sablon ini usaha yang bernilai ekonomis tinggi dapat diperoleh dengan modal usaha yang relative murah. Apalagi melalui jenis usaha ini selain mampu membuka peluang kerja bagi pelakunya selaku tenaga kerja wiraswasta yang tangguh dan mandiri, usaha sablon ini juga mampu membuka peluang bagi orang-orang lainnya. Sehingga jenis usaha sablon merupakan jenis usaha yang sangat menguntungkan dalam berbagai kondisi maupun situasi ekonomi yang bagaimanapun pula keadaannya.
Hal yang paling utama yang harus dimiliki oleh oaring yang ingin menggeluti bidang sablon ini adalah adanya kemauan yang kuat serta sikap kreatif, baik untuk menciptakan berbagai jenis barang maupun dalam mencari terobosan pemasarannya. Perlu diingat atau disadari, bahwa orang yang kreatif tidak pernah mengenal kata pension ! orang kreatif tidak akan pernah kehabisan ide atau gagasan, sehingga dapat disebutkan, orang kreatif tidak akan pernah menganggur.
Usaha sablon merupakan jenis usaha yang menantang kreatifitas sehingga orang-orang yang mau dan mampu mengasah pola piker dan sikap kreatifnya, sangat cocok menekuni usaha yang menjanjikan ini.

2. Pertemuan II dan III
 ALAT DAN BAHAN KELENGKAPAN SABLON
a. Meja Kerja
Meja kerja atau meja cetak merupakan meja yang digunakan untuk pengerjaan penyablonan. Adapun konstruksi atau bentuk meja tersebut, adalah sebagai berikut :
- Meja harus dibuat dari kayu yang kuat, missal kayu jati sebab kayu jati ini tahan dari goncangan dan juga gerakan. Sebaiknya meja ini mempunyai susunan 2 rak, dimana pada bagian bawah untuk penyimpanan cat, dan bagian tengah un tuk lampu penerangan.
- Daun meja dibuat dari kaca polos dengan tebal 5 mm, sehingga pencetakan berbagai warna dapat dilakukan dengan mudah.
- Rancangan dibuat khusus untuk sablon dengan posisi catok atau engsel penyekat yang sejajar dengan permukaan kaca, demikian juga meja harus sama tinggi dengan permukaan kaca.
b. Landasan (Bantalan Pengalas)
Landasan atau bantalan pengalas ini merupakan alas untuk mengerjakan proses menyablon. Guna bantalan atau landasan ini adalah untuk tekanan kaca terhadap film diatas permukaan screen, tanpa alas keadaan film tidak akan merapat penuh ke permukaan screen sehingga mengakibatkan masuknya berkas-berkas sinar diantara sela-sela ruang dibawah lapisan film tersebut.
Jika berkas sinar ada yang masuk kebagian screen dibawah film tersebut maka dapat mengakibatkan kerusakan hasil afdruk. Fungsi bantalan pengalas ini adalah sebagai penekan, mencegah pembiasan sinar terhadap film, dan menjamin ketajaman hasil proses afdruk nantinya.
Bantalan atau landasan ini dapat dibuat sendiri dengan cara sebagai berikut :
- Pengalas dasar dibuat dari kayu tripleks, dengan maksud agar dapat menahan tekanan dari atas secara merata.
- Bahan bantalan dari karet busa atau spon dengan maksud agar dengan lapisan busa tersebut maka hasil tekanan akan dapat merata.
- Penutup karet busa dibuat dari bahan kain.
c. Catok
Catok adalah alat penghubung antara meja catok dengan alat cetak yang berfungsi sebagai penggerak screen. Catok terbuat dari besi berbentuk U yang diberi engsel dan baut, dipasang dari meja sablon. Guna catok ini untuk menjepit screen secara tetap (paten)





















Gambar 1. Meja Kerja





Dibagian sebelah agar tidak bergeser sewaktu melakukan penyablonan sekaligus berfungsi sebagai alat penyikat, serta alat penggerak dua arah, yaitui keatas dan kebawah. Catok dipergunakan apabila anda bekerja dengan memakai meja kerja.
d. Rakel
Guna karet penyaput atau rakel ini adalah untuk mencetak atau menyablon dan memindahkan gambar dari screen ke sasaran dengan gerak menyaput.
Rakel atau karet penyaput ini terdiri dari karet rakel yang terbuat dari karet asli maupun karet sintetis khusus yang mempunyai ketahanan yang baik terhadap bermacam-macam minyak dan juga bahan-bahan kimia lainnya. Pegangan rakel biasanya terbuat dari kayu atau juga aluminium.
e. Kaca Penekan
Guna kaca penekan ini adalah untuk menekan film diatas permukaan screen, mengingat film diatas permukaan screen tidak dapat merapat seluruhnya jika tidak ada alat yang menekan diatasnya. Untuk keperluan tersebut maka digunakan sebuah kaca yang bening dan bersih dengan ketebalan 5 mm untuk menekan. Kaca tersebut juga berfungsi sebagai jaminan stabilnya duatas screen dan menjamin ketajaman hasil afdruk.
















3. Pertemuan IV, V dan VI
 KAIN SCREEN
Pada alat cetak, proses pemindahan gambar dari film kedalam screen dilakukan, hasil pemindahan ini disebut hasil afdruk karena masuknya GAMBAR KEDALAM kain screen (kain penyaring). Dan Afdruk inilah yang nantinya digunakan untuk mencetak atau menyablon memproduksi berbagai barang cetakan sesuai yang dikehendaki atau yang diinginkan.
Kain screen adalah kain saring (kain semacam sutera) yang khusus dibuat untuk menyablon. Kain screen ini biasanya ditarik (stretch) untuk dibuat menjadi screen. Hasil sablonan sangatlah ditenrukan oleh jenis kain yang digunakan, oleh karena itu pemilihan kain screen yang cocok sangatlah penting dalam pekerjaan penyablonan.
Sebelum digunakan untuk melakukan proses penyablonan, kain screen tersebut terlebih dahulu dipasangakan dalam bingkai kayu dalam keadaan tegang, dan ini disebut sebagai alat cetak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih kain screen, adalah sebagai berikut :
1. Kecocokkan kain screen dengan bahan-bahan tintanya.
2. Kemampuan menyablon di permukaan yang diinginkan.
3. Ketepatan atau ketajaman hasil, dan ketahanan pakai atau (kegunaan)
Type screen dan kegunaannya :
- T 25, T 30, T 36, T 40 Untuk saringan obat atau untuk menyablon handuk.
- T 48, T 54, T 61, T 77 Untuk menyablon kain atau kaos.
- T 90, T 120 Untuk menyablon di atas bahan-bahan: kayu, poster, kertas, gelas.
- T 150, T 165, T 200 S Untuk menyablon di atas bahan-bahan : plastik, sticker, kertas , Alumunium, mika dan imitasi

4. Pertemuan VII dan VIII
 PROSES PEMBUATAN AFDRUK
A. Obat Afdruk
Fungsi obat afdruk adalah untuk memindahkan gambar dari film kedalam screen dengan bantuan sinar matahari. Jika keadaan atau cuaca tidak memungkinkan proses pemindahan tersebut dapat dilakukan dengan bantuan sinar lampu dari listrik.
Sifat obat afdruk itu sangat peka terhadap cahaya karena itu pembuatannya harus dilakukan didalam ruangan yang gelap, sehingga dalam proses pengolahan obat afdruk sejak dari melarutkannya sampai pada pemolesannya keatas permukaan screen seluruhnya dilakukan dalam ruangan gelap atau ruangan yang teduh.
Lama penyinaran untuk proses pemindahan gambar kedalam screen (alat cetak) harus disesuaikan dengan cuaca. Semakin panas atau terang cuaca matahari, maka semakin singkat waktu penyinaran yang dibutuhkan. Demikian pula sebaliknya , jika sinar matahari kurang maka penyinarannya yang dibutuhkan akan semakin banyak memakan waktu.

B. Obat Penghapus
Obat penghapus adalah obat yang digunakan untuk menghapus obat afdruk yang digunakan dalam proses penyablonan. Dengan dihapusnya motif atau gambar pada screen maka screen tersebut akan bersih kembali dan dapat diafdruk lagi untuk keperluan pekerjaan penyablonan berikutnya.

C. Tnta Sablon
Tinta atau cat sablon merupakan larutan pewarna yang digunakan dalam mewarnai pola gambar pada benda rancangan yang dibuat atau diinginkan.
Terdapat bermacam-macam jenis tinta atau cat sablon ini tergantung dari bahan yang hendak disablon. Kesesuaian antara bahan yang hendak disablon dengan tinta atau cat sablonnya akan mendapatkan hasil yang memuaskan sesuai yang diinginkan.
Daftar tinta atau cat sablon sesuai penggunaannya untuk bahan sablon yang sesuai, seperti contoh daftar berikut ini :
1. Amco Kayu. Triplek, seng
2. Comat Kertas, karton
3. Fine Ink Plastik biasa
4. Fuji Gloss Imitasi, mika dan kulit
5. Nylo Color Kain katun
6. Polytuf Plastik dan kertas
7. Epy Kertas, Sticker, mika dan imitasi
8. Mono Kertas, Sticker, mika dan imitasi


























15
5. Pertemuan IX dan X
Tehnik Menyablon Kertas Secara Umum
a. Screen yang telah selesai dafdruk, dijepitkan pada catok uang berada dimeja kerja sablon. Bagian permukaan screen yang merapat pada kaca meja sablon atau tatakan sablon.Screen yang akan disablonkan diteliti lagi, mungkin ada lubang-lubang kecil ditepi gambar. Jika ditemukan lubang kecil tersebut, tutup lubang tersebut dengan chromatine dengan bantuan kuas.



























Gambar. 2
Sablon kertas umum



b. Untuk tahap pertama penyablonan kertas ini, bahan tinta cetak yang digunakan dapat dicairkan dengan pengencer terpin, dimana cara mencairkannya tidak boleh terlalu encer maupun terlalu kental. Akibat pencairan tinta yang terlalu encer akan menyebabkan tinta menjadi tidak tajam tercetak pada kertas (bahasa jawa : mlobor). Dan jika pencairan tinta terlalu kental akan membuat tinta menyumbat gambar klise pada screen. Larutan tinta dan terpin tersebut dapat ditambah dengan sedikit larutan pengering, agar proses pengeringnya tidak memerlukan waktu yang lama.





Gambar. 3
Cara mencairkan tinta






c. Tuangkan larutan tinta tersebut sebagian dalam screen. Perhatikan jangan sampai larutan mengenai gambar atau pola screen. Turunkan screen sehingga rapat dengan meja kerja.



Gambar. 4
Cara menuang larutan tinta


d. Gunakan rakel untuk menyaput larutan cat di atas screen dari arah atas menuju bawa



Gambar. 5
Cara menyaput larutan cat

e. Angkat screen kembali dan saputkan larutan cat dengan karet penyaput (rakel) kembali ke bagian atas screen.



Gambar. 6
Cara menyaput larutan cat dari bawah ke atas



f. Setelah kaca di meja kerja tercetak sesuai pola gambar atau gambar yang terdapat pada screen, taburkan tepung kanji pada gambar diatas kaca tersebut. Usaplah beberapa kali dengan gerakan memutar secara merata agar cat cepat mengering.






Gambar. 7
Cara meratakan tepung kanji


g. Perhatikan dengan sungguh-sungguh dan telitilah gambar yang telah tercetak dan mengering di atas kaca kerja. Pastikan hasil sablonan tersebut sesuai dengan yang diinginkan. Jika terdapat kesalahan atau hasil yang kurang baik, segera perbaiki screen.





Gambar. 8
Cara menghasilkan sablonan yang sesuai dengan keinginan


h. Gambar yang tercetak di atas meja kerja tersebut dijadikan patokan atau pedoman penentuan pekerjaan sablon yang akan dilakukan. Caranya, ambil kertas tipis yang tembus pandang dan ukur sesuai dengan kertas yang akan disablon nanti. Gunakan lampu penerang di bawah kaca agar penentuan patokan atau pedoman penyablonan tersebut semakin tepat. Keempat sudut kertas patokan tersebut direkatkan ke atas meja dengan menggunakan selotip atau isolasi. Penyablonan kertas dapat dimulai.


Gambar. 9
Cara menentukan patokan kerja sablon





BAB IV
PENUTUP


A. Kesinpulan
Pada hakekatnya pemuda memiliki potensi yang luar biasa kalau mendapat kesempatan dan motivasi serta pembinaan yang tepat. Peran serta masyarakat luas pada umumnya dan lembaga yang berkompeten pada khususnya di bidan kepemudaan merupakan fasilitator dan moderator yang bias menjembatani kebutuhan para pemuda.
Dari hasil pelaksanaan program kepemudaan yang telah kami laksanakan terrnyata secara umum hasilnya sungguh sangat membanggakan, dengan dibuktikan mereka sangat semangat dan antusias di dalam mengikuti program tersebut.
Untuk lebih memacu agar para pemuda dapat menggali potensi yang ada pada diri mereka maka diperlukan bantuan dari lembaga-lembaga yang menangani bidang tersebut sangat diperlukan agar pemuda bias mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.

B. Saran
1. Lembaga Kepemudaan hendaknya lebih intensif turun ke bawah untuk bias menggali lebih dalam terhadap potensi yang dimiliki para pemuda.
2. Pemuda hendaknya bersikap terbuka , selalu aktif dan kreatif berfikir dinamis terhadap dinamika perkembangan kemajuan jaman, sehingga diharapkan sikap pemuda yang aktif, kreatif, dan mandiri akan mampu bersaing demi kelangsungan masa depan yang menjadi harapan.

C. Tindak Lanjut
1. Menggalang potensi dan minat pemuda secara berkala, sehingga program ini dapat berjalan secara berkelanjutan.
2. Bagi para pemuda yang telah memilik kemampuan dasar hendaknya dapat meningkatkan ketrampilan baik melalui praktek lapangan maupun kursus-kursus yang lebih tinggi.







































23
D. Lampiran

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KEGIATAN KEPEMUDAAN
KARANG TARUNA “ SUPIT MINANGKORO “
DESA WIRADESA KECAMATAN WIRADESA
KABUPATEN PEKALONGAN
PROGRAM PELATIHAN PENYABLONAN (SABLON)
TAHUN 2008


Nama Mahasiswa : Moh. Taofik Ismail
NIM : 815296616
Kelas : P
Pokjar : Bojong Kab. Pekalongan
UPBJJ-UT : Semarang


No Nama Identitas Minat Kegiatan Kepemudaan Cita-cita
L/ P Usia Pendidikan Terakhir
1 KRISTIAN L 30 th SMP Penyablonan Wiraswasta
2 MIFTAHUDIN L 32 th SMP Penyablonan Wiraswasta
3 ALIMIN L 27 th SMP Penyablonan Wiraswasta
4 DINARSO L 32 th SD Penyablonan Wiraswasta
5 HISHOM L 31 th SD Penyablonan Wiraswasta
6 YASIR L 30 th SD Penyablonan Wiraswasta
7 SAIFULLAH L 27 th SMP Penyablonan Wiraswasta
8 MUGIRI L 35 th SLTA Penyablonan Wiraswasta


Tutor Mata Kuliah
Pembelajaran Berwawasan
Kemasyarakatan
Kepala Desa Wiradesa
Kecamatan Wiradesa




Zaeuddin Yoewana, S.E.,M.M.
NIP 070008615



H. Supono

24
Foto


Gambar 1


Gambar 2




Gambar 3


Gambar 4

Proposal PTK MIS Warulor TP 2009/2010

PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENGEFEKTIFKAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DASAR IPA
KELAS V SEMESTER II
MIS WARULOR KECAMATAN WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010










Oleh :
MOH. TAOFIK ISMAIL, A.Ma.
NIP. 150427400








MADRASAH IBTIDAIYAH SALAFIYAH
MIS WARULOR
DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN PEKALONGAN

Alamat : Jl. Raya Warulor No.15 Wiradesa – Pekalongan 51152 ( 0285 ) 7913322 Hp.081391738727



PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS


A.JUDUL PENELITIAN
Mengefektifkan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dasar IPA Kelas V MIS Warulor Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2009/2010

B.BIDANG KAJIAN
Konsep Dasar IPA dan Metode Demonstrasi

C.PENDAHULUAN
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, mempunyai kepribadian dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk mengemban tujuan tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendiidkan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional.

Pendidikan adalah inventasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang besar. Hal ini diakui oleh lembaga pendidikan dan suatu negara demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan bangsa Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa ini. Karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus terbentuk. Meski diakui bahwa pendidikan merupakan investasi besar jangka panjang yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini bangsa Indonesia masih terkait pada problematika (permasalahan) klasik dalam hal kualitas pendidikan.

Problematika ini telah dicoba untuk dicari akar permasalahannya. Seperti mata rantai yang melingkar dan tidak tahu dari mana harus mengawali. Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pada jenjang Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai saat ini masih jauh dari apa yang kita harapkan. Betapa kita masih ingat standarisasi Ujian Nasional (UN) dan Ujian Akhir Sekolah (UAS) dengan nilai masing-masing mata pelajaran 4,26 dikukuhkan oleh para pendidik bahkan oleh orang tua siswa sendiri melaui rapat dewan guru, komite sekolah/madrasah dan orang tua siswa dalam menentukan standar kelulusan (SKL) minimal. Sehingga terjadi ketakutan pada orang tua apabila anaknya tidak dapat lulus. Hal ini rancu yang seharusnya tidak perlu terjadi.

Dengan adanya kondisi ini maka perlu perbaikan dalam hal paradigma pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah melalui upaya yang harus dilakukan salah satunya adalah pemberian tugas kepada peserta didik berupa kegiatan demonstrasi dengan penjelasan apa yang harus peserta didik lakukan sehingga terjadi pemahaman langsung terhadap materi yang iberikan dengan harapan peserta didik mampu memahami dan meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.

Dari uraian permasalahan tersebut maka peneliti mencoba menggunakan metode demonstrasi yang efektif guna membantu menangani kesulitan belajar peserta didik dalam pemahaman konsep dasar IPA Kelas V Semester II MIS Warulor Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2009/2010.

“Inti dari seluruh proses pendidikan dan hasil akhir letaknya dekat dengan seluruh rencana pendidikan, jika bukan pada metode mengajar maka pada cara belajar yang mengikutinya”. (Beeby, 1979:85).

D.PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
1.Perumusan Masalah
Apakah melaui metode demonstrasi yang efektif dapat meningkatkan pemahaman konsep dasar IPA Kelas V Semester II MIS Warulor Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2009/2010 ?

2.Pemecahan Masalah
Siwa yang mendapatkan perhatian dan perlakuan khusus tentunya akan manghasilkan penguasaan yang berbeda dalam kelas atau kelompok bahkan perlakuan individu sekaligus dengan diberikannya perlakuan yang lebih baik dalam belajar di sekolah maupun di rumah, tentunya akan lebih baik pula penguasaan keterampilan atau konsep terhadap mata pelajaran lain yang dipelajari. Melului metode demonstrasi yang terorganisir dengan baik paling tidak akan mampu mengkondisikan dalam bentuk motivasi ekstrinsik itu sendiri.

Moh. Uzer (1996:29) menjelaskan, “Motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu apakah karena ajakan, atau paksaan orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia akan melakukan sesuatu atau belajar, misalnya seseorang mau belajar karena ia disuruh orang tua untuk mendapatkan peringkat pertama. Demikian halnya dengan guru memberikan teknik demonstrasi dalam suatu kegiatan menjelaskan materi yang diharapkan pemahaman siswa meningkat dan mengusai konsep dasar IPA sehingga dapat menguraikan berbagai bentuk soal dan dapat lebih baik dalam menjawab soal-soal”.

3.Hipotesis Tindakan
Melalui metode demonstrasi yang efektif dapat meningkatkan pemahaman konsep dasar IPA Kelas V Semester II MIS Warulor Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2009/2010.

E.TUJUAN PENELITIAN
1.Meningkatkan pemahaman konsep dasar IPA Kelas V Semester II MIS Warulor Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2009/2010.

F.MANFAAT HASIL PENELITIAN
1.Bagi Guru :
a.Untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelola;
b.Untuk meningkatkan profesionalisme;
c.Untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan diri.

2.Bagi Siswa :
a.Meningkatkan pemahaman konsep dasar IPA;
b.Meningkatkan proses/hasil belajar.

3.Bagi Institusi :
a.Membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan atau kemajuan pendidikan di sekolah;
b.Meningkatkan pemberdayaan metode demonstrasi agar prestasi belajar peserta didik lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada mata pelajaran yang lainnya.

G.KAJIAN PUSTAKA
1.Landasan Teori
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA/Sains) merupakan proses seseorang secara sistematis mengumpulkan informasi tentang dunia alam (natural world) yang disertai engan nilai dan sikap dalam proses saintifik.

Menurut Carin dan Sund, “Sains adalah sistem pengetahuan tentang alam semesta yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan observasi dan eksperimen terkontrol yang di dalamnya memuat proses, produk dan sikap manusia”. Pembelajaran sains di sekolah/madrasah dimaksudkan untuk menanmkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

2.Metode
Metode adalah cara tertentu yang dilakukan oleh guru yang akan dikenalkan kepada siswanya dalam rangka mendapatkan informasi atau laporan yang diinginkan.

3.Metode Pembelajaran Demontrasi
Yosuke Space mengemukakan, metode pembelajaran demonstrasi adalah metode mengajar dengan memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan untuk melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan standar kompetensi atau materi yang sedang disajikan.

Muhibbin Syah (2000), metode pembelajaran adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
1.Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :
a.Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan;
b.Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari;
c.Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Daradjat, 1985).

2.Kelebihan Metode Demonstrasi adalah :
a.Membantu peserta didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda;
b.Memudahkan berbagai jenis penjelasan;
c.Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret, dengan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

H.RANCANGAN DAN PROSEDUR PENELITIAN
1.Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang berusaha mengkaji dan merefleksikan secara mendalam beberapa aspek dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu partisipasi siswa, interaksi guru-siswa, interaksi antar siswa, dan kemampuan siswa dalam membuat peta konsep serta pemahaman konsep.
Direncanakan berlangsung 2 siklus; tiap siklus melalui tahap : perencanaan – tindakan – observasi – refleksi.

2.Subjek Penelitian, Tempat, dan Waktu Penelitian
a.Subjek penelitian adalah siswa MIS Warulor Kecamatan Wiradesa Kabupaten Pekalongan kelas V semester II tahun pelajaran 2009/2010.
b.Materi Pokok (KD) yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
c.Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari 2010 selama 2x pertemuan minggu ketiga sampai minggu keempat
d.Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada bulan Maret 2010 minggu pertama sampai minggu kedua.

3.Langkah-langkah Penelitian
Siklus I
Perencanaan
Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah :
Bahan ajar, silabus.
- RPP/skenario pembelajaran,
- Tugas-tugas kelompok dan individu
- Quis dan tes
- Lembar observasi
- Pemodelan implementasi RPP

Siklus I
Pelaksanaan
1.Siswa diberi penjelasan tentang pembuatan peta konsep Cahaya dan Sifat-sifatnya.
2.Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan tingkat dan jenis kelamin.
3.Peneliti memulai dengan kegiatan fase awal dimana peneliti memberikan masalah yang berhubungan dengan konsep Cahaya dan Sifat-sifatnya.
4.Guru menjelaskan kedudukan konsep yang akan dipelajari dengan peta konsep pengetahuan konsep pengetahuan awal yang telah dibuat siswa.
5.Menugaskan siswa malakukan kegiatan eksplorasi.
6.Peneliti melakikan observasi dan membimbing kegiatan kelompok.
7.Presentasi kelompok dan individu.
8.Diskusi kelas yang dipandu oleh guru untuk membahas Cahaya dan Sifat-sifatnya.
9.Elaborasi : menugaskan siswa untuk mendeskripsikan Cahaya dan Sifat-sifatnya.
10.Melakukan evaluasi pelaksanan, meliputi : quis dan tes.

Siklus I
Observasi/pengamatan
Selama tahap pelaksanaan, peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan siswa pada masing-masing fase dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.

Siklus I
Refleksi
1.Analisis hasil observasi mengenai : (a). keaktifan siswa melakukan diskusi; (b). hasi kegiatan diskusi kelompok; (c). unjuk kerja hasil diskusi kelompok.
Hasil yang diperoleh dan permasalahan yang muncul pada pelaksanaan tindakan sebagai dasar untuk merencanakan siklus berikutnya.
2.Analisis beberapa kekurangan/kelemahan proses pelaksanaan.

v Indikator Keberhasilan

Aspek
Pencapaian Siklus I
Kriteria
Keaktifan siswa bertanya
……… %
Pengamatan selama PBM berlangsung
Ketepatan waktu melakukan eksplorasi
……… %
Jumlah kelompok yang selesai tugasnya tepat waktu
Interaksi siswa dalam kerja kelompok
……… %
Pengamatan ketika siswa berdiskusi kelompok
Kemampuan membuat peta konsep
……… %
Dihitung dari hasil pekerjaan siswa yang benar
Ketuntasan hasil belajar
65 %
Dari tes dengan kriteria tuntas lebih atau sama dengan 70


Siklus II
Pada siklus kedua dilakukan tahapan-tahapan seperti pada siklus pertama tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan refleksi hasil-hasil yang diperoleh pada siklus pertama, sehingga kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus pertama tidak terjadi pada siklus kedua.

v Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitan ini meliputi : lembar observasi, kuesioner terbuka, lembar penilaian peta konsep, kuis atau tes prestasi belajar, dan catatan guru/jurnal.

Instrumen observasi disusun berdasarkan komponen daar pembelajaran peta konsep.

Kuesioner terbuka digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran peta konsep, dan kuis atau tes prestasi belajar yang digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar.


v Pengumpulan dan Analisis Data
- Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, observasi, tes.
- Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan masing-masing siswa sebagai dasar pembagian kelompok.
- Teknik observasi digunakan untuk merekam kualitas proses belajar mengajar berdasarkan instrumen observasi.
- Sedangkan tes digunakan untuk mengetahui kualitas hasil belajar.
- Data hasil observasi, catatan guru, kuesioner terbuka dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kualitas proses belajar mengajar.
- Untuk mengetahui peningkatan kualitas hasil belajar dilakukan dengan cara membandingkan skor individu dan kelompok dengan tes/kuis sebelumnya.



I.JADWAL PENELITIAN

No
Kegiatan
Waktu Minggu ke -
1
2
3
4
5
6
7
8
1.
Persiapan









a. Penyusunan proposal








b. Penyusunan perencanaan
pembelajaran, instrumen
pembelajaran








c. Penyusunan alat evaluasi








d. Penyusunan lembar observasi
dan monitoring








2.
Pelaksanaan









a. Siklus I








b. Refleksi








c. Siklus II








d. Refleksi II








3.
Pelaporan









a. Analisis data









b. Penyusunan laporan









c. Seminar/presentasi









d. Revisi laporan











J. BIAYA PENELITIAN
1. Honor penyusunan proposal : Rp 50.000,00
2. Honor penyusunan instrumen : Rp 50.000,00
3. Honor pengumpulan data : Rp 50.000,00
4. Honor pengolahan dan analisis data : Rp 50.000,00
5. Honor pembuatan laporan : Rp 50.000,00
6. Honor pengiriman laporan : Rp 25.000,00
7. ATK : Rp 130.000,00
8. Konsumsi : Rp 380.000,00
9. Foto kopy : Rp 195.000,00
10.Penjilidan : Rp 20.000,00
11.Dokumentasi : Rp 80.000,00
Jumlah : Rp 1.000.000,00




K. PERSONALIA PENELITIAN
Penelitian ini melibatkan tim, yaitu :

1. Nama : Moh. Taofik Ismail, A.Ma.
NIP : 150427400
Jabatan : Guru Kelas
Unit Kerja : MIS Warulor
Tugas dalam Penelitian : 1.Ketua Penelitian
2.Membuat Proposal
3.Melakukan PTK

2. Nama : Umi Yumaeroh, S.Pd.I
NIP : 150357912
Jabatan : Guru Kelas
Unit Kerja : MIS Warulor
Tugas dalam Penelitian : Observer 1dan Mengumpulkan data

3. Nama : Sri Mulyati, A.Ma.Pd.SD
NIP : -
Jabatan : Guru Kelas
Unit Kerja : MIS Warulor
Tugas dalam Penelitian : Observer 2 dan Menganalisis data



L. DAFTAR PUSTAKA

MBA, Fadhli Farhan.1998. Kamus Lengkap 300 juta, Surabaya : Halim Jaya Surabaya.

… 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah : Depdiknas.

Sugandi, Achmad, dkk.2004.Teori Pembelajaran. Semarang : UPT .MKK Unnes.

Wardhani, IGAK dan Wihardit.2007. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Universitas Terbuka.

www.google.co.id. Pengertaian IPA/Sains. Sabtu : 21.30 (19 Desember 2009)

www.google.co.id. Pengertian Metode Pengajaran Demonstrasi. Sabtu : 21.55 (19 Desember 2009)


M. LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Instrumen Penelitian
2. Curiculum Vitae semua peneliti
3. Surat Keterangan Ketua Lemlit
4. Surat keterangan Kepala Sekolah
Lampiran