Minggu, 28 November 2010

Bahasa dan Perilaku Binatang

Para ilmuwan yakin bahwa semua binatang dari serangga-serangga sampai binatang menyusui yang besar-besar, mempunyai bahasa berupa jeritan, suara, gerak-gerik bahkan bau. Bidang ini sampai sekarang banyak yang menyelidiki.

Morool Sire dalam bukunya "Hidup Sosial Binatang" menganalisa kotek ayam dan mengatakan telah berhasil mengenali artinya. Antara lain ada kotek tanda bertelur, kotek tanda bahaya untuk mengumpulkan anak-anaknya, kotek bertengkar, kotek ancaman, kotek pertahanan sarang dan kotek panggilan.

Hewan mempunyai alat komunikasi. Sementara itu seorang ahli serangga dari Australia yang bernama Karel Von Frisch telah berhasil memecahkan kode-kode rahasia lebah. Kode itu diberikan oleh lebah penjelajah kepada lebah-lebah betina yang bertugas mengupulkan makanan. Jika letak makanan itu kurang dari seratus meter, maka lebah penjelajah akan menari berputar-putar membentuk lingkaran. Jika tempatnya agak jauh, lebah tersebut dengan tari-tariannya akan menunjukkan dengan seksama arah dan jaraknya. Ia menari sangat cepat, membentuk semacam angka delapan. Lebah-lebah pengumpul makanan kemudian mengikutinya. Dengan antenanya yang halus dan peka, lebah-lebah pekerja ini dapat menangkap isyarat-isyarat yang diberikan si lebah penjelajah. Makin lama si lebah penjelajah menari, berarti makin banyak pula makanan yang dapat ditemukan. Sifat makanan dapat dikenal dari bau yang disebarkan si lebah penjelajah yang menyimpan sedikit contoh dari makanan itu. Jurusan tempat makanan ditunjuk dengan proses lingkaran tarian. Jumlahnya dapat diketahui dari jumlah tarian keliling.

Jika manusia berhasil menyelami bahasa binatang, maka binatang-binatangpun dapat diajar menangkap bahasa manusia. Gajah umpamanya apat menangkap sekitar 20 isyarat. Miss Farrff telah berhasil mengajarkan 20 kata kepada seekor anjing laut. Chimpansce dapat menangkap arti 60 kata.

Seorang ahli kebiasaan binatang-binatang yang bernama Konrad Lorenz pernah menetaskan telur angsa liar dengan pertolongan induk angsa jinak. Sejak menetasnya anak angsa itu diasuhnya sendiri.

Binatang ini menganggap Lorenz sebagai induknya. Berkat hidup bersama yang intim setiap hari, Lorenz berhasil menyelami bahasa angsa itu. Tujuh kali "ngak ngak ngak" berarti; kita tetap di sini karena itu kita merasa kerasan. Enam kali berarti; "Mari kita maju karena di tempat ini sedikit sekali makanan. "Lima kali" ngak merupakan ajakan berjalan cepat.

2 komentar: